TENTANG ” SURGA DAN NERAKA “
by Ilmu Hakekat Usul Diri
TENTANG SURGA DAN NERAKA
Sesungguhnya bagi yang sudah mampu kembali kepada-Nya seperti para Nabi, Rasul dan para Wali-wali Allah, jelas mereka tidak tinggal di Surga melainkan telah berada ditempat tertinggi, manunggal dengan Tuhannya sehingga kenikmatan bersama-Nya bersifat kekal dan abadi. Inilah yang disebut “SURGA” yang tertinggi. Kebahagiaan yang dirasakan adalah kebahagiaan absolut yang berada diluar jangkauan angan-angan manusia.
Kebahagian disini lahir dalam “Diri” sendiri, bukan kebahagiaan yang datang dari luar dirinya. Inilah kebahagiaan kekal yang tidak bisa digambarkan oleh pikiran kita. Tentu hanya mereka sendiri yang bisa merasakannya.
Sebagaimana dalam Al-Quran surah As-Sajdah ayat 17.
Artinya :
Tak seorang pun mengetahui kebahagiaan yang disembunyikan bagi mereka, sebagai imbalan terhadap kebajikan yang mereka lakukan.
Surga yang masih merupakan alam ciptaan Tuhan, sesungguhnya adalah target jangka pendek bagi manusia. Dikarenakan manunggal dengan Tuhan memang tidak mudah, paling tidak manusia diharapkan minimal mendapat surga dengan perbuatan yang baik selama hidupnya sekarang. Itulah sebabnya iming-iming surga banyak disebut dalam Quran dan Hadist.
Dengan melalui tangga-tangga surga, maka kita akan lebih cepat sampai kepada-Nya ketimbang mereka yang kualitasnya masih level Neraka.
Dimanakah sebenarnya letak surga dan neraka itu?
Banyak yang tidak menyadari bahwa bumi tempat kita tinggal inilah salah satu Surga sekaligus Neraka ciptaan-Nya.Tentu bumi ini bukanlah satu-satunya ciptaan Allah, melainkan banyak bumi (planet) lain yang juga diciptakan Allah. Jadi surga dan neraka itu adanya dibumi yang diciptakan Allah dengan kualitas yang berbeda-beda (bertingkat).
Dalam Al Quran telah dijelaskan bahwa surga ternyata memiliki berbagai tingkatan :
Surah Al-Zumar(39) : 20.
Artinya :
Tempat yang tinggi, diatasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi yang dibawahnya mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.
Surga atau planet sebagaimana yang dijelaskan pada ayat tersebut ternyata memiliki jarak yang lebih jauh dan juga kualitas alam yang lebih baik daripada bumi yang kita tempati sekarang ini. Semakin tinggi kualitas surga tentu akan semakin nyaman manusia tinggal didalamnya.
- Kualitas air yang jauh lebih sehat dan nikmat untuk diminum,
- Kualitas buah-buahan yang ranum dan lebih cepat berbuah kembali seakan-akan tidak pernah habis,
- Kualitas fisik manusia yang lebih rupawan dan lain sebagainya.
Dengan banyaknya tingkatan surga inilah maka dalam Al-Quran disebutkan bahwa surga itu seluas langit dan bumi.
Tentu surga sebagaimana ayat diatas bisa kita dapatkan asal kita banyak menebar kebajikan.
Semakin banyak kita berbuat kebajikan maka semakin tinggi pula kualitas surga yang bisa didapatkan. Namun sebaliknya, semakin buruk perbuatan kita maka yang didapat pun akan buruk pula yakni bumi yang dipenuhi oleh kesengsaraan hidup.
Bumi-lah tempat manusia menerima buah dari segala yang dikerjakannya, sebagaimana firman Allah,
Dalam Surah Al-Jaatsiyah(45) : 22
Artinya :
Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan.
Jadi, bagi kita yang merasakan kedamaian hidup di bumi yang sekarang kita pijak ini berarti kita mendapat surga. Bisa jadi dengan mendapat materi yang cukup, keluarga yang sakinah, kematangan spiritual dan berbagai kebahagian hidup lainnya, sebaliknya bagi kita yang merasa di dunia mengalami kesengsaran hidup yang seakan tiada putusnya maka berarti kita mendapat neraka. Jadi, surga itu sebenarnya bermakna kebahagiaan batiniah dan neraka bermakna kepedihan batiniah. Jadi yang ingin dituju dari pengertian surga dan neraka sebenarnya bukanlah fisik buminya melainkan batin manusia yang menempatinya.
Oleh karena batin itu bukan benda maka dalam Al-Quran, surga atau neraka dijelaskan secara metafor (perumpamaan) dan perumpamaan surga dalam Quran pun disesuaikan dengan iklim alam bangsa Arab pada saat itu yang panas dan gersang.
Dengan menggambarkan surga seperti taman yang indah maka diharapkan mereka terpikat dengan surga sebab surga seperti itu memang kontras sekali dengan iklim mereka yang panas dan gersang.
Tidaklah heran jika ada orang Arab yang pergi ke puncak Ciawi, Jawa Barat akan terpana seakan-akan melihat surga yang disebut-sebut oleh Al-Quran.
Permisalan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa inilah suatu lingkungan yang didalamnya mengalir sungai-sungai. Segalanya serba berkekekalan. Begitu pula naungannya. Itulah tujuan bagi orang-orang yang bertaqwa. Adapun akhir bagi mereka yang kafir adalah api.(Q.S Ar Ra’d (13) : 35)
Jika orang bertakwa mendapat surga maka sebaliknya mereka yang kafir balasannya adalah api. Tapi bukan api yang sesungguhnya. Ini adalah permisalan. Kalau neraka itu benar-benar api yang membakar maka tentunya manusia tidak akan sempat bertengkar di dalam neraka sebagaimana yang diceritakan pada ayat berikut :
Dan mereka sedang bertengkar di dalam neraka. Demi Allah : “Sungguh kita dahulu dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kamu denganTuhan semesta alam”. (Q.S As Syu’araa (26) : 96-98)-
Sesungguhnya itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka.(Q.S Shaad (38) : 64)
Jelaslah bahwa neraka adalah ancaman nyata sekarang ini. Jika manusia melakukan perbuatan kafir (melakukan perbuatan keji dan mungkar) di muka bumi ini sudah tentu neraka pun akan tercipta dengan sendirinya. Makannya itu dalam Al-Quran kita banyak sekali mendapati ayat yang memerintahkan manusia agar tidak berbuat kerusakan dibumi. Ini mengandung arti bahwa kehidupan kita dibumi yang sekarang masih akan berhubungan dengan kehidupan yang akan datang.
Bumi adalah salah satu surga sekaligus neraka-Nya. Lah kalau kita sekarang berbuat kerusakan dibumi lalu bagaimana surga bisa terwujud kelak? Bumi rusak ya berarti surga juga rusak. Tidak ada lagi kebahagaian (surga). Yang muncul malah kesengsaraan (neraka).
Dari uraian-uraian diatas kita bisa memahami bahwa keadaan surga dan neraka hanyalah PERMISALAN. Surga dan neraka intinya adalah tentang KEBAHAGIAN dan PENDERITAAN batin. Surga dan neraka bukan alam yang terpisah. Surga dan neraka adalah suatu perumpamaan (simbol) yang menjelaskan keadaan jiwa atau batin yang dialami manusia.
Al-Quran banyak menggunakan simbol agar ia bisa dipahami untuk segala tingkat intelektualitas. Kebanyakan dari kita hanya mampu menafsirkan Quran secara harfiah (teks belaka), hanya sedikit yang mempunyai kemampuan menafsirkanAl Quran secara mendalam.
Firman Allah dalam Al-Quran Surah Al-Ankaabut(29) : 43.
Artinya :
Perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang BER-ILMU.
Untuk lebih memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah, coba kita simak ayat yang berikut ini:
Surah Al-Imran(3) : 133.
Dan ber-segara-lah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya selangit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa.
Surah Al-Hadid (57) : 21.
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapat) ampunan Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi….
Sahabat nabi pernah menanyakan makna ayat diatas : “Dimana neraka ya Rasulullah bila surga itu luasnya sama dengan luas seluruh langit dan bumi?”
Lalu Rasulullah menjawab dengan bijak :
“Dimanakah malam bila siang telah datang?”.Kata Rasul tersebut jelas sekali menerangkan bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang tepisah.
Pada surah Al Mu’min dibawah akan semakin jelas bahwa mereka yang masuk surga pun ternyata tidak terlepas dari balasan kejahatan. Bahkan Nabi Adam pun menurut cerita yang sering kita dengar justru tergoda oleh iblis di dalam surga. Itulah kenapa ada doa agar orang-orang mukmin yang di surga dijauhkan dari balasan kejahatan.
Ya Tuhan kami dan masukanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh diantara bapak-bapak mereka dan istri-istri mereka dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. (Q.S Al Mu’min (40) : 8-9)
Dengan memahami bahwa surga dan neraka bukanlah alam yang terpisah maka sesungguhnya kita harus menciptakan surga itu dari sekarang. Tidak perlu menunggu sampai mati. Caranya dengan :
- Senantiasa memelihara bumi, dengan tidak melakukan kerusakaan atau kejahatan,
- Senantiasa berbuat kebajikan untuk bekal di kehidupan yang akan datang.
Jika kita mampu membangun surga di dunia ini maka di kehidupan akherat (kehidupan yang akan datang) otomatis kita akan memperoleh surga yang kualitasnya lebih tinggi dan begitu seterusnya sampai kita menuju tangga “surga” yang terakhir yaitu kembali kepada-Nya. Inilah kebahagiaan yang kekal!
Assalamu'alaikum wr.wb.
BalasHapusSegala puji bagi Alloh tuhan semesta alam.
Analisa sdr amat mendalam menggiring pemikiran agar memaknai Surga dan Neraka sebagai sesuatu yang bukan materi melainkan sesuatu rasa yg mana hakikat tertinggi dari kedudukan surga adalah manungal dengan Gusti Alloh. meskipun demikian yg disarikan dari tulisan sdr, akantetapi sy belum mengerti apa yang dimaksud dengan manunggal dengan tuhan itu.
Disini sy ingin berbagi pemikiran dan bukan untuk menyalahkan pendapat lain mengenai Letak Surga dan Neraka. seperti sdr tuliskan diakhir bahwa surga dan neraka adalah di bumi ini sebagaimana Firman-Nya dalam Surah Al-Jaatsiyah(45) : 22 "Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya dan mereka tidak akan dirugikan". dan sdr menyimpulkan bahwa pembalasan amal-amal manusia itu terjadi dibumi di alam rasa sebagaimana dalam satu kampung yg sama ada orang yg merasa bahagia penuh nitkam dan orang yang merasa sempit susah tersiksa bagaikan neraka. Pemikiran sdr ini sangat berkaitan dengan keterangan dalam Surat As-Sajdah 32:21 "Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)." Dari ayat ini menegaskan bahwa Alloh akan menimpakan azab dunia bagi yang berlaku buruk agar mereka kembali ke jalan yg lurus.
QS. Ali Imran: 133 dan QS. Al-Hadiid : 21 "...Surga yang luasanya seluas langit dan bumi..." kedua aya ini beserta QS.Al-Jaatsiyah(45) : 22 saling menguatkan menunjukkan bahwa surga itu adanya dibumi begitupula surga yang dijanjikan kelak setelah kiamat adalah letaknya dibumi. Ungkapan Al-Quran surga seluas langit dan bumi memiliki arti bahwa surga diantara itu yakni dibawah langit diatas permukaan bumi; bahwa surga yg dijanjikan setelah kiamat itu sebagai balasan amal-amal baik di bumi tempatnya adalah dibumi ini pula. ............
Apabila ditelaah kisah dialog Alloh SWT dengan para malaikatnya ketika Alloh hendak menciptakan Adam, sebagaimana tertulis dalam QS.Albaqoroh.
BalasHapusDalam Al-Baqoroh:30 sewaktu akan diciptakan manusia, Allah berdialog dengan malaikat yang inti dialognya Allah akan menciptakan manusia untuk menjadi kholifah di bumi. Dari ayat ini dapat ditafsirkan bahwa Adam dan Hawa ditujukan untuk menghuhni bumi ini sebagai manusia pertama. Jadi Adam dan Hawa berada di Buni ini bukan karena kutukan atau akibat dosanya telah melanggar larangan memakan bua Huldi.!! sebagaimana banyak yg meyakini hal ini….
Dalam QS.Al-Baqoroh:35 ditegaskan pertama kali Adam dan Hawa ditempatkan di Surga. Kemudian Al-Baqoroh 36 menegaskan bahwa Adam dan Hawa dikeluarkan dari Surga yang penuh kenikmatan itu disertai ucapan murka Allah “Turunlah kalian….” yang kemudian mereka terpisahkan bertahun-tahun lamanya hingga kemudian Allah mempertemukannya lagi untuk beranak pinak…
Dari ketiga Ayat tersebut dapat dimaknai bahwa Adam dan Hawa diciptakan pertamakali sebagai manusia penghuni bumi dan pertama kali bumi yang dia tempati adalah tempat yang indah penuh kenikmatan dan makanan dari buah-buahan yaiu disebut sorga. Ketika Adam dan Hawa melanggar larangan Allah karena tipu daya Iblis timbulah bencana besar seketika itu pakaian indah disurga itu terlepas terhempas karena dahsyatnya bencana dan mereka terbawa oleh bencana itu hingga keduanya terseret keluar dari tempat yang indah itu ketempat yg amat jauh dan keduanya terpisahkan, Inilah murka Allah pertama kepada manusia akibat melanggar larangan-Nya.
Dari ketiga ayat QS.Albaqoroh itu berkaitan dengan QS.Al-Jaatsiyah(45):22, QS.Ali Imran:133 dan QS.Al-Hadiid:21, bahwa surga itu adanya di bumi ini dibawah langit kelak apa yang dijanjikan-Nya itu. Penafsiran ini diperkuat oleh QS.Al-A’raf 25 “Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.” dan QS.Annaaziaat 13&14 “…..maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi.” Jelas kelak manusia dihidupkan lagi di bumi ini untuk dihisab dibalas amal-amalnya, Bila lebih banyak amal baiknya maka balasannya Surga sedangkan bila lebih banyak amal buruknya maka balasannya Neraka. Maka dengan demikian Surga dan Neraka letaknya di bumi ini. Kelak manusia merasakan surga dan panasnya neraka bukanlah sekedar rasa melainkan wujud fisik yaitu surga berupa taman yang indah penuh buah-buahan yang nikmat serta air mengalir tercurah; sedangkan neraka adalah lembah yang dalam dengan api bergejolak serta air mendidih dipenuhi asap hitam sebagaimna hal ini diterangkan dalam QS.Al-Waqiah.......
Benar dari Alloh SWT sedang yang salah adalah dari diri pribadi. Segala Puji bagi Alloh Tuhan semesta alam.
Wassalamu'alaikum.
surga dan neraka berada di bumi kita saat ini, rasa-rasanya tidak cukup. dalam riwayat hadits penghuni neraka itu sangat besar, lha gigi gerahamnya saja sebesar gunung uhud. belum lagi jumlahnya banyak, dari zaman nabi adam sampai kiamat. surga neraka diciptakan melalui proses kiamat, ketika meleburnya alam semesta ini. dimensi ukurannya seluas alam semesta, dan sebagai gambarannya galaksi terjauh yang dapat diamati saat ini berjarak sekitar 15 miliar tahun cahaya. bumi kita ini sangatlah kecil dan di hari kiamat dalam genggaman Allah dan akan dilebur dalam padang Mahsyar tempat kebangkitan. Maaf nggak pakai ayat nanti kepanjangan.
BalasHapussalam hormat