** ZIKIR ** (2)
** ZIKIR ** (1)
by Ilmu Hakekat Usul Diri
ZIKIR (1)
Kesucian hati dapat diukur berdasarkan tahap kesucian gumpalan darah kotor yang ada di bagian bawah jantung seseorang, yang selama ini menyelebungi lampu Makrifat.
Dengan men-dapat-kan Nur Qalbu, maka manusia tersebut akan mem-dapat-kan hidayah dari Allah s.w.t. seperti sabda Rasulullah s.a.w.:
KALBU MUKMININ BAITULLAHArtinya :
Sesungguhnya hati orang mukmin itu adalah istana Allah
Apakah Hakekat daripada ZIKIR?
Sesungguhnya ZIKIR pada pandangan SYAREAT adalah mengingati Allah s.w.t. dengan melafazkan Asma’ Allah s.w.t. yaitu apa yang ada dibibir sama dengan yang ada didalam hati.
Namun begitu didalam bab ini saya akan membawa saudara-saudara sekalian kepada penafsiran TASAUF.
Adapun penafsiran ZIKIR pada pandangan TASAUF boleh di-tafsir-kan bahwa : zikir adalah satu seruan kepada semua anggota zahir dengan tujuan untuk membersihkan hati dalam usaha-nya untuk mengembalikan Diri Rahasia kepada tuan Empunya Diri,
ini berlandaskan firman Allah s.w.t. di dalam Al Quran
Surah Ar Ra’du ayat 28
Illa bizikrullahi baianul qulubArtinya :
Dengan ber-zikir kepada Allah s.w.t.-Lah dapat membersihkan hati.
Adapun zikir yang biasa diamalkan orang-orang Hakekat dan Makrifat adalah zikir Af’al, zikir Asma’, zikir Sifat dan zikir Zat.
Ber-awal Zikir AF’AL adalah dengan me-lafaz-kan kalimat Syahadat Tauhid yaitu LAILLAHAILLALLAH, zikir ini merupakan zikir awal yang biasa diamalkan oleh orang-orang kumpulan SYAREAT,. Zikir ini juga sering disebut sebagai zikir nafi dan Isbab dimana si pengamal zikir ini akan me-nafi-kan segala hak pada dirinya dan segala Af’al pada dirinya dengan meng-isbab-kan segalanya kepada hak Allah s.w.t. semata, disamping dia juga menafikan ke-wujud-an dirinya kepada ke-wujud-an Allah s.w.t. semata-mata.
Sedangkan Zikir ASMA itu adalah dengan cara me-lafaz-kan zikir keluar nafas yaitu : ALLAH, zikir ini biasanya diamalkan oleh kumpulan TAREKAT. Dimana pengamal-pengamalnya terus menerus menafikan diri zahirnya dan terus mengisbabkan kepada diri batinnya semata-mata yaitu ALLAH.
Jika pada zikir SYAREAT yaitu LAILLAHAILLALLAH masih men-yata-kan Nafi dan Isbab dengan melafazkan kalimah LAILLAHAILLALLAH dengan lidah dan hatinya secara berulang-ulang melafazkan kalimah penyaksian.
LAILLAHAILLALLAH
Tiada yang nyata hanya Allah s.w.t.
Tetapi pada zikir orang Tarekat adalah lebih ringkas lagi dengan hanya terus menyatakan ALLAH saja. yaitu diri batin yang mengandungi Diri Rahasia Allah s.w.t.
Zikir penyaksian diri batin ini dilakukan sambil si pengamalnya menilik diri bathinnya.
Disini dapat-lah diterangkan bahwa konsep yang disimpulkan pada zikir Asma’ ini adalah
LA MAUJUDU ILLALLAHArtinya :
Tiada yang wujud pada zahir dan bathinnya hanya Allah s.w.t. semata-mata.
Kemudian Zikir SIFAT itu adalah zikir keluar masuk nafas atau zikir TANAFAS yaitu : ALLAH HU. Dimana lazimnya zikir ini diamalkan oleh kumpulan orang-orang HAKEKAT. Sesungguhnya zikir ini adalah, zikir dimana pengamal-pengamalnya telah memahami konsep pada penyaksian diri ZAHIR dan BATHIN dimana mereka telah mendapat petuah penyaksian diri daripada gurunya yang mursyid lagi makrifat.
Jadi bila seseorang itu berzikir dengan zikir SIFAT maka berarti dia menyatakan pada diri zahir dan bathin-nya tentang dua konsep pegangan diatas.
.
ALLAH HU
LAILLAHAILLALLAH MUHAMMADARRASULULLAH
Tiada yang nyata pada diriku hanya diri bathin dan Muhammad (diri zahir) adalah penanggung Diri Rahasia Allah s.w.t.
Adapun Zikir ZAT dengan me-lafaz-kan Zikir Rahasia NUFUS yaitu A HU, zikir ini juga dinamakan zikir pertemuan Makrifat antara ZAKAR dan FARAJ ketika berlangsungnya persetubuhan.
Zikir ini adalah zikir “NYATA MENYATA” di antara pemberi dan penerima yaitu ZAT dan SIFAT yang KAMIL MULKAMIL yang makrifat antara satu dengan lainnya.
Adapun yang dimaksud kamil-mulkamil di antara satu dengan lain itu adalah satu kesatuan antara diri zahir dan bathin ataupun antara Hakekat Diri Allah dan Hakekat Muhammad tidak boleh lagi bercerai berai diantara satu dengan lain pada konsep Makrifat.
Untuk keterangan lanjut dan lebih mendalam silahkan bertanya kepada orang yang mursyid lagi makrifat.
Syareat = Zikir Af’al = LAILLAHAILLALLAH
Tarekat = Zikir Asma’ = ALLAH
Hakekat = Zikir Sifat = ALLAH HU
Makrifat = Zikir Zat = A HU
Pada peringkat awal bagi orang-orang MUFTADI (orang yang baru belajar), mereka biasanya diberi petuah oleh gurunya supaya mengamalkan dan berpegang dahulu dengan hakekat syahadat tauhid dan bagi orang-orang MUTTAWASID (orang-orang pertengahan) biasanya diberi petuah oleh gurunya mengamalkan Zikir Asma’ (ALLAH). Sedangkan bagi orang MUNTAHI (orang yang faham) biasanya mengamalkan Zikir Sifat (ALLAH HU) dan Zikir Zat (A HU).
by Ilmu Hakekat Usul Diri
ZIKIR (2)
LA HAYYUN : Hidup-ku bukan Hidup-ku
LA ILMUN : Ilmu-ku bukan Ilmu-ku
LA SAMIUN : Mendengar-ku bukan mendengar-ku
LA BASHIRUN : Melihat-ku bukan melihat-ku
LA KADIRUN : Kuasa-ku bukan kuasa-ku
LA MURIDUN : Kehendak-ku bukan kehendak-ku
LA MUTTAKALLIMUN : Berkata-kata-ku bukan berkata-kata-ku
BILHAKKI ILLALLAH : Kecuali semua-nya itu Hak Allah semata-mata.
Ber-awal LA itu adalah nafi bagi diri zahir dengan satu pegangan tubuh zahir ini bukan tubuh kita kecuali diisbabkan dengan ILLA yaitu pada menyatakan dengan suatu pegangan penyaksian yang mutlak bahwa yang wujud pada diri zahir kita ini adalah pada yang mengisbabkan kepada ILLALLAH Jadi bila dikatakan ILLALLAH berarti kita menyatakan dengan satu penyaksian yang mutlak bahwa diri batin kita itu adalah hanya Allah s.w.t. semata-mata. Dalam hal ini untuk pemahaman yang lebih mendalam silahkan baca kembali pada uraian yang membahas hakekat syahadat.
Adapun zikir ALLAH adalah zikir Asma’ dan sesungguhnya yang dikatakan zikir Asma’ itu adalah karena nama ALLAH yang ber-Sifat dan ber-Zat itu nyata meliputi pada seluruh alam Saghir dan alam Kabir yaitu pada diri manusia dan alam semesta.Semuanya tiada teruang sedikitpun kecuali samad dengan Zat, Sifat, Asma, dan Af’al Allah s.w.t. semata-mata.
Seperti firman Allah s.w.t.
WALILLAHI MASYRIKU WAL MAGRIBU WA’AINAMA TUALLU FASYAMMA WAJHULLAHArtinya :
Sesungguhnya milik Allah s.w.t. itu dari mashrik dan maghrib, dimana saja kamu menghadap disitulah kamu akan melihat wajah Allah s.w.t.
Oleh karena itu bila kita melafazkan ALLAH maka dengan secara otomatis pada hakikatnya kita men-yaksik-an bahwa semua yang wujud ini adalah Allah s.w.t. semata-mata, tiada yang lain hanya Allah s.w.t. yaitu.:
SYUHUDU WAHDAHU FI KASYRATINArtinya :
Saksilah pada yang satu itu kepada yang banyak.
Adapun zikir ALLAH HU adalah zikir SIFAT. Zikir ini adalah ber-konsep-kan :
SYUHUDU KASRATIN FI WAHDAHArtinya :
Saksilah pada yang banyak kepada yang satu
Yaitu dengan memahami apa saja yang ada, apa juga yang berlaku, dan apa juga yang terjadi adalah daripada SUMBER yang satu yaitu Allah Ta’ala jua yang meliputi pada zat, sifat, asma, dan afaal.
Disini bila dilafazkan ALLAH HU maka berarti hilangnya segala yang zahir dan nyata-lah segala yang batin yaitu Allah Taala jua. Untuk memahaminya secara mendalam silahkan lihat kembali pada uraian-uraian yang lalu.
Adapun zikir A HU adalah zikir ZAT atau dinamakan juga Zikir Makrifat. Zikir ini ber-konsep-kan kepada :
SYUHUDU WAHDAHU FI WAHDAH.Artinya :
Saksilah pada yang satu didalam yang satu.
Sesungguhnya maksud saksilah pada yang satu didalam yang satu adalah dengan cara berkonsepkan penyaksian yang satu dari yang satu yaitu semuanya dari pada Allah dan kembali kepada Allah.
INNA LILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJIU’NArtinya :
Semuanya dari Allah dan harus kembali kepada Allah
- Zat itu dari pada Zat yang satu,
- Sifat itu dari Sifat pada yang satu,
- Asma, itu dari pada Asma yang satu
- Af’al itu didalam Af’al yang satu
Jadi.. Zat Sifat, Asma, dan Af’al Allah Taala Semesta Alam jua,
Sesungguhya semua yang wujud dan zahir adalah dari pada yang satu dan sebenarnya memang satu dan tidak di-sekutu-kan dengan yang lain dari pada yang satu.
Bahwasanya Allah Taala menzahirkan SifatNya untuk menyatakan ZatNya dan menzahirkan Af’alNya untuk menguji SifatNya dan menzahirkan AsmaNya semata-mata untuk menyatakan Sifat af’alNya dan ZatNya.
Tidak ada sebab lain Allah Taala menzahirkan segala-galanya melainkan untuk diriNya saja
Setelah kita menyentuh dan memahami tentang konsep tentang ZIKIR tersebut maka kita harus juga mem-bicara-kan tentang petuah-petuah dan adab-adab berzikir supaya zikir yang dilafazkan itu akan mencapai tujuan untuk membersihkan hati kita dengan Allah s.w.t.
Perlu untuk ditegaskan disini bahwa sesuatu zikir yang dikerjakan tanpa mengikuti adab dan petuah-petuah berzikir niscaya zikir tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak mencapai matlumat zikir yang sebenarnya.
Banyak orang berzikir mengikuti selera masing –masing, terasa hendak berzikir dengan nyaring lantas dinyaringkan suaranya, terlintas dihatinya hendak dilagukan zikir tersebut, lantas dilagukanya, terasa hendak dilenggak-lenggokan tubuhnya, lantas dilenggak-lenggokkan tubuhnya, pendek kata berzikir bagi mereka adalah dengan cara melafazkan zikir mengikuti sekehendak hati tanpa mendapat petuah yang mutlak untuk mencapai matmulat zikir yang dikerjakannya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar