PROSES TERJADINYA SUATU KEYAKINAN DALAM DIRI
Kita adalah produk keluarga dan lingkungan kita, setiap bayi yang lahir itu netral kemudian melalui proses perkembangannya keluarga mulai mengambil peran dengan memberikan dokrin, mana yang benar dan mana yang salah menurut persepsi mereka yang bersumber kepada asumsi pemikiran mereka.
Asumsi adalah sesuatu yang di yakini sebagai hal yang benar tetapi hanya berdasarkan pada bukti yang terbatas dan kebenarannya tidak lagi kita pertanyakan manakala keyakinan itu sendiri sudah menjadi latar belakang pemikiran kita atau landasan pijak kita untuk berfikir.
Saat usia masih anak-anak, pikiran sadar kita belum berfungsi, saat itu kita beroperasi menggunakan pikiran bawah sadar, pada kondisi seperti itu, apapun yang kita alami diserap semuanya oleh pikiran bawah sadar, jadi bisa dibayangkan bagaimana dokrin yang diberikan berulang-ulang secara teratur pada kondisi pikiran bawah sadar yang terbuka akan masuk mengendap dan mengkristal di alam bawah sadar yang tanpa kita sadari bahwa kita telah memprogram pikiran bawah sadar.
Kemudian pikiran bawah sadar yang kita program ini akan menjadi aturan hidup kita di kemudian hari.
Proses pembentukan keyakinan yang lain adalah ketika kita mengalami suatu kejadian, kemudian pikiran akan memberikan makna pada pengalaman ini, ingat, bahwa setiap kejadian pada dasarnya bersifat netral kan..? tidak mempunyai makna, pikiranlah yang memberikan makna, makna yang diberikan bisa positip, negatip atau netral, dan makna ini selalu benar menurut kita.
Selanjutnya makna memunculkan emosi yang sejalan dengan makna itu, setelah emosi muncul pikiran akan mencoba menguji kebenaran makna, pikiran kita akan mencari data-data pendukung terhadap makna yang telah di putuskannya dan saat pikiran berhasil menemukan data-data pendukung maka makna diterima sebagai sesuatu yang benar atau valid.
Pikiran setelah menerima dan menyatakan “ kebenaran “ suatu makna mulai menyesuaikan diri dan mengeras menjadi suatu bentuk respon yang bersifat kebiasaan berfikir kemudian setelah itu barulah tercipta pola keyakinan yang mendukung mode berfikir.
Sampai disini keyakinan akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku yang pada akhirnya perilaku kita menentukan pencapaian prestasi alias nasib kita.
Setiap keyakinan mengakibatkan konsekuensi tertentu, konsekuensi bisa bermanfaat atau justru merugikan dilihat dari akibat yang di timbulkan oleh keyakinan-keyakinan itu terhadap hidup kita.
Selama kita masih memegang keyakinan yang sama maka selama itu juga kita akan mendapatkan hasil yang sama, karena tidak mungkin terjadi kita mendapat hasil yang berbeda dengan keyakinan yang sama.
Lalu bagaimana caranya untuk mengubah keyakinan..?
Keyakinan di dalam diri mempunyai “ logika “ nya sendiri dan logika keyakinan kita belum tentu sejalan dengan logika pikiran sadar kita. Harus benar-benar di pahami prinsip ini untuk bisa mengubah keyakinan kita, yang jelas adalah keyakinan dapat dirubah apabila kita dapat membuktikan bahwa logika keyakinan kita ternyata salah, kalau sudah terbukti salah maka keyakinan tidak lagi mempunyai pendukung, jika demikian maka keyakinan itu akan rontok dengan sendirinya.
Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai ” kebenaran “
Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar, atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.
Contoh :
Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru bukan..?
Tetapi untuk merubah keyakinan tidak semudah itu karena keyakinan mempengaruhi perilaku, perilaku yang sangat sering di ulang menjadi ciri khas seseorang walaupun dia tidak menyadarinya akhirnya perilaku berubah menjadi sikap atau watak orang tersebut,
Watak yang awalnya kita bentuk setelah terbentuk maka kitalah yang dibentuk, seperti pepatah mengatakan : jika ingin membunuh monster maka bunuhlah ketika dia masih kecil karena kalau monster itu sudah besar maka kitalah yang akan di bunuhnya,
Lasem , keyakinan datang dari penglihatan, pendengaran dan pemikiran logis , sehingga menjadi yakin bahwa itu benar.
BalasHapusKemudian keyakinan membentu sikap, dan sikap membentuk amal.